Dasril Iteza
- Satu lagi tempat objek wisata di Tanjungpandan, Kabupaten Belitung
ialah Kolong Keramik. Objek wisata ini terletak di Jalan A. Yani Desa
Lesong Batang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Jika
ditarik ke masa lalu, Kolong Keramik pernah mengisi bagian penting
dalam sejarah penambangan timah di Pulau Belitung, yang di-pionir-i oleh orang Belanda, John Francis Loudon dkk.
John Francis Loudon sendiri dalam catan hariannya yang dibukukan dengan judul De Eerste Jaren Der Billiton-Onderneming
(1883) mengisahkan tentang sejarah Kolong Keramik tersebut. Dalam buku
itu Loudon menceritakan masa pertama kali dia melakukan eksplorasi timah
di Pulau Belitung pada tahun 1851.
Saat Loudon menarik kesimpulan bahwa Belitung benar-benar kaya akan kandungan timah, dibukalah kolong. Kolong ini merupakan kolong pertama yang digali di Pulau Belitung dan sekarang oleh masyarakat Belitung disebut Kolong Keramik Kolong ini muasalnya merupakan tanah lapang di tepian Sungai Lesung Batang. Loudon mengetahui potensi timah di tanah ini pada tanggal 5 Juli 1851 setelah ditunjukkan oleh Depati yang saat itu memerintah Pulau Belitung.
Pada tahun 1953, Kolong Keramik
dimanfaatkan sebagai sumber air untuk aktivitas pabrik keramik modern
pertama di Indonesia, CV Keramika Indonesia (kemudian berubah nama
menjadi PT KIA). Pabrik ini berdiri cukup lama, hingga era tahun
1990-an. Selama masa itu pula masyarakat Tanjungpandan mulai menyebut
kolong ini dengan sebutan Kolong Keramik.
Sejak pabrik PT KIA kolaps, Kolong Keramik kian terlantar. Sebagian besar permukaannya mulai tertutup oleh tumbuhan air seperti Eceng Gondok. Bahkan, konon katanya didalam air kolong ini dihuni juga oleh ular Sanca – orang Belitong menyebutnya Sabak – yang berukuran cukup besar. Namun sampai sekarang tidak terbukti kebenaran dan keberadaannya. Kolong ini pun kemudian menjadi salah satu lokasi mancing favorit sebagian masyarakat Tanjungpandan.
Sejak pabrik PT KIA kolaps, Kolong Keramik kian terlantar. Sebagian besar permukaannya mulai tertutup oleh tumbuhan air seperti Eceng Gondok. Bahkan, konon katanya didalam air kolong ini dihuni juga oleh ular Sanca – orang Belitong menyebutnya Sabak – yang berukuran cukup besar. Namun sampai sekarang tidak terbukti kebenaran dan keberadaannya. Kolong ini pun kemudian menjadi salah satu lokasi mancing favorit sebagian masyarakat Tanjungpandan.
Tahun
2010, Pemerintah Kabupaten Belitung mulai merevitalisasi kolong dan
bertujuan menjadikannya salah satu ‘Public Space’ bernuansa kolong atau
danau di Kota Tanjungpandan.
Dan pemantauan beberapa waktu lalu area Kolong Keramik ini banyak
dikunjungi warga untuk memancing, bersantai-santai “nongkrong” dipinggir
jalan dikawasan Kolong Keramik ini. Mayoritas dari mereka yang
‘tertangkap’ kamera digital saya saat itu adalah orang-orang dewasa dan
ABG-ABG tanggung, baik yang sedang memancing ataupun hanya sekadar
nongkrong mejeng!
Sekarang ini, Kolong Keramik telah “disulap” menjadi publik space bagi masyarakat yang ingin berwisata di dalam kota Tanjungpandan. Salah satu fasilitas andalan yaitu adanya water boom untuk bermain anak-anak dan water boom untuk orang dewasa.
Sekarang ini, Kolong Keramik telah “disulap” menjadi publik space bagi masyarakat yang ingin berwisata di dalam kota Tanjungpandan. Salah satu fasilitas andalan yaitu adanya water boom untuk bermain anak-anak dan water boom untuk orang dewasa.
Hallo bloger Ike yolanda.
BalasHapus