Setelah melihat reruntuhan bekas Kerajaan Balok dan menziarahi makam Raja Balok I,
saya dan teman-teman kemudian bergegas menuju destinasi kami
selanjutnya. Dan sekali lagi, kami akan menjumpai salah satu pantai
(kalau bisa disebut pantai ya… tapi yang jelas tempat ini berbatasan
langsung dengan laut lepas) yang indah dan unik di Belitung Timur ini.
Kali ini rombongan Tour De Belitung Timur 2013 dibawa
menuju titik paling ujung di bagian selatan pulau Belitung. Jaraknya
sekitar 110 km dari pusat kota Tanjung Pandan. Dalam bayangan saya, yang
namanya pantai ya seperti pantai pada umumnya, ada pasir, pohon nyiur,
dan batu-batu besar. Oke lah, untuk batu besarnya benar, tapi pantai
yang saya datangi kali ini minus pasir dan pohon nyiur. Bingung kan….
Siang itu saya tiba di sebuah lokasi yang disebut Batu Bujangan atau Batu Buyong.
Nah, dari namanya aja terdengar unik kan? Dan ternyata, ada cerita legenda di balik nama tersebut.
Batu Buyong
adalah batu besar yang landai dengan sebuah batu bulat unik yang
seperti diletakkan di atasnya. Dan batu besar ini berhadapan langsung
dengan laut lepas. Batu Buyong adalah batu bulat yang terletak di
atas lempengan batu itu. Kalau dilihat, batu bulat itu seperti akan
jatuh menggelinding ke laut. Di bagian bawah batu bulat tersebut
diletakkan beberapa batu sebagai pengganjalnya supaya tidak
menggelinding ke laut.
Saya mendapatkan cerita dari guide
Disbudpar yang menemani kami siang itu. Menurut legenda yang beredar di
masyarakat Belitung Timur, Batu Buyong itu awalnya adalah sebuah batu
seukuran kepala bayi, yang lama-kelamaan membesar. Legenda ini berawal
dari suatu ketika, saat sebuah armada kecil Kerajaan Majapahit melihat
sebuah “gosong” yang aneh dan unik dengan pemandangan yang indah dari
tengah laut. Oh iya, yang dimaksud dengan “gosong” di sini adalah
tumpukan pasir dan batu karang.
Batu Buyong dengan pemandangan laut lepas yang cantik |
Jadi,
saat itu waktu prajurit Kerajaan Majapahit yang sedang berlayar dengan
armada kecil melihat “gosong” yang sangat indah. Terpukau oleh
keindahannya, akhirnya mereka memberanikan diri untuk merapat dan
melihat ada apa di sana?
Yang
mengherankan, letak Batu Buyong yang sekarang itu persis dengan letak
batu buyung pada jaman hulubalang Kerajaan Majapahit meletakkan batu
buyung sebesar kepala bayi, hanya saja ukurannya yang berbeda. Batu
Buyong yang sekarang bentuk jauh lebih besar.
Melihat
posisi Batu Buyong yang miring ke arah laut, rasanya mustahil batu
sebesar itu bisa kuat berdiri dan tidak menggelinding ke laut. Konon,
menurut masyarakat di Belitung, dulu ada beberapa orang yang mencoba
untuk mendorong batu itu agar menggelinding ke laut, tapi tidak pernah
ada yang berhasil, walaupun jumlah orang yang mendorong semakin banyak.
Tapi, itulah legenda. Percaya atau tidak, kondisinya ya seperti itu.
Ok, sudah selesai kan melihat sang Batu Bujangan? Yuk kita lanjutkan perjalanan ini. Masih banyak lho destinasi lainnya yang harus dikunjungi hari ini. Let’s go…..
Ok, sudah selesai kan melihat sang Batu Bujangan? Yuk kita lanjutkan perjalanan ini. Masih banyak lho destinasi lainnya yang harus dikunjungi hari ini. Let’s go…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar