Terjemahan

Minggu, 19 April 2015

Tanaman Simpor Belitung

Simpor Belitung

Simpor (Dillenia Suffruticosa) merupakan salah satu tanaman yang konon katanya di Indonesia ini hanya bisa dijumpai di beberapa tempat saja, salah satunya di Pulau Belitung. Tanaman Simpor ini sangat khas karena memiliki daun yang mahalebar. Oleh masyarakat sekitar tanaman ini sering digunakan sebagai salah satu penambah penghasilan karena daunnya sering dijual oleh masyarakat atau alat pembungkus makanan (misalnya untuk membungkus Lontong) dan lain-lain.

Senin, 13 April 2015

PENANGKARAN PENYU DI PULAU KEPAYANG, BELITUNG



   PENANGKARAN PENYU DI PULAU KEPAYANG, BELITUNG  

Pulau Kepayang atau yang dulu disebut juga dengan Pulau Babi adalah salah satu pulau kecil di Pulau Belitung.  Dari Pantai Tanjung Kelayang, kita bisa menyewa kapal kayu untuk mengunjungi Pulau Kepayang. Mengunjungi Pulau Kepayang, yang berpasir putih dan bersih sangatlah menyenangkan. Tidak hanya karena kondisi lautnya yang masih bersih dan jernih, yang lebih menarik lagi adalah karena pasir putihnya yang sangat lembut menyentuh kaki. Serasa kita berjalan di hamparan tepunng terigu di pinggir pantai. Makanya, penyu-penyu pun sangat senang mengunjungi pulau ini untuk bertelur.

Minggu, 12 April 2015

Bangkai Kapal Belitung (Belitung shipwreck)


Bangkai Kapal Belitung (juga dikenal dengan Bangkai Kapal Tang atau Bangkai Kapal Batu Hitam) adalah Bangkai Kapal Layar Arab berjenis dhow yang berlayar dari Afrika menuju Tiongkok sekitar tahun 830 M. Kapal ini berhasil menempuh pelayarannya ke Tiongkok, namun tenggelam dalam perjalanan pulang, sekitar 1 mil (1.6 km) dari lepas pantai Pulau Belitung, Indonesia.

Kamis, 09 April 2015

Dari Belitong Untuk Belitong

Selalu berkutat dengan pencarian informasi, berita atau apalah namanya yang tentu saja bertujuan untuk sebagai bahan update pada posting Situs Blog Informasi Pulau Belitung yang sedang anda akses sekarang ini. Tidak perlu mengulang banyak kata, apa yang tersaji, semua bersumber dari Pulau Belitung, kendatipun sebenarnya ingin juga memberikan informasi akan aktivitas orang Belitung yang tersebar diseluruh dunia. Sebuah keinginan yang rasanya sangat mustahil untuk diwujudkan. Toh, yang bersumber dari Pulau Belitung saja belum semuanya dan tidak berkesudahan untuk digali, digali, diberitakan, diinformasikan.

Penghargaan untuk Pulau Ku

Masih ingat dengan Wakil Presiden Boediono yang datang ke Belitong menggantikan RI 1 Soesilo Bambang Yudhoyono pada puncak penyelenggaraan Sail Wakatobi Belitong bulan Oktober 2011 lalu? Dan masih ingatkah dengan statement yang dibuat beliau tentang Pulau Belitong? Statement beliau tersebut banyak dimuat di media cetak dan online, jadi kita bisa dengan mudah mengetahuinya.


Pulau Belitong di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki keindahan alam yang unik dan eksotis, memiliki keanekaragaman budaya khas, panorama alam yang indah, serta potensi sumber daya laut yang bernilai tinggi. Kita dapat menatap pemandangan pantai pasir putih asli yang kemilau, batu-batu granit yang artistik yang seakan tumbuh bermunculan di persada Belitong, serta menikmati pemandangan laut sejernih kristal dengan ratusan pulau-pulau kecil yang menghampar di sekelilingnya. Tidak salah jika Belitong dipilih sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan Sail.

Tour De Belitung Timur 2013

Setelah melihat reruntuhan bekas Kerajaan Balok dan menziarahi makam Raja Balok I, saya dan teman-teman kemudian bergegas menuju destinasi kami selanjutnya. Dan sekali lagi, kami akan menjumpai salah satu pantai (kalau bisa disebut pantai ya… tapi yang jelas tempat ini berbatasan langsung dengan laut lepas) yang indah dan unik di Belitung Timur ini.
Kali ini rombongan Tour De Belitung Timur 2013 dibawa menuju titik paling ujung di bagian selatan pulau Belitung. Jaraknya sekitar 110 km dari pusat kota Tanjung Pandan. Dalam bayangan saya, yang namanya pantai ya seperti pantai pada umumnya, ada pasir, pohon nyiur, dan batu-batu besar. Oke lah, untuk batu besarnya benar, tapi pantai yang saya datangi kali ini minus pasir dan pohon nyiur. Bingung kan….

Legenda : Telaga Moyang Manis (Belitung)

http://satuislam.org/wp-content/uploads/2014/01/telaga-2.jpgHijau dedaunan tampak menatap ragu. Dahan pohon melambai-lambai lesu tertiup angin. Tanah terlihat retak dan kering. Sumber-sumber mata air sepi darijamahan penduduk, karena airnya kering kerontang. Tanpa disangka dan diduga musim kemarau kali ini datang lebih awal dari biasanya. Tak hanya itu musim kemarau ini terjadi sangat panjang.  Alhasil air di sungai, rawa-rawa, atau sumur menjadi lebih cepat kering.

Dongeng Asal-Usul Belitung

Dongeng Asal-Usul Belitung

Pada zaman dahulu, dipulau Bali memerintah seorang raja yang adil dan bijaksana serta disegani dan disayangi oleh rakyatnya. Beliau mempunyai seorang putri yang cantik, sesuailah sebagai putri seorang raja. Karena putri tersebut sudah dewasa, maka seperti biasa tentu ada di antara pria yang hendak melamar putri tersebut
Pada suatu hari datanglah seorang putra mahkota dari kerajaan lain dengan maksud ingin melamar putri tersebut, tetapi nasibnya tidak ditentukan, walaupun baginda menerima lamaran tetapi yang menentukan adalah putri sendiri. Rupanya lamaran itu tidak diterima oleh putri sehingga tidak dapat berbuat apa-apa

Senin, 06 April 2015

Pulau Buku Limau-Belitung Timur


Pulau Buku Limau, Pulau ini tempat yang sangat sempurna bagi para wisatawan yang ingin menikmati kegiatan rekreasi bagi peminat wisata bahari seperti berenang, selam, memancing dan berjemur. Pantai ini berpasir putih dengan terumbu karang yang indah, selain itu wisatawan juga dapat meyaksikan proses pembuatan ikan asin.

Pantai Sengaran, Kampit, Belitung Timur

Pantai Sengaran  
Kampit, Belitung Timur. Pantai Sengaran, merupakan salah satu dari beberapa Pantai di Belitung Timur. Pantai ini terletak di Kecamatan Kelapa Kampit, Belitung Timur. Pantai Sengaran berada dipesisir Pulau Belitung yang berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan. Pantai ini memiliki panorama indah perpaduan dari hutan bakau dan pasir putih. Keunikan Pantai Sengaran ini adalah suasananya yang masih sangat alami.

Tarsius Bancanus Saltator - "Pelilean" Belitung



tarsius-bancanus-saltator


Monyet Kecil yang Unik, Langka dan Menggemaskan



Tarsius Bancanus Saltator atau dalam bahasa local Belitung dikenal dengan “pelilean” adalah salah satu jenis Tarsius yang baru ditemukan dan masuk dalam daftar appendix dunia melengkapi dari beberapa jenis Tarsius lainnya yang sudah lebih dahulu teridentifikasi. Variasi speciesnya ditemukan juga di Sumatra, Borneo, Sulawesi (Indonesia) serta pulau Bohor, Samar, Mindanau, dan Leyte (Philipina). Matanya yang bulat lebar dan hidungnya yang lucu sangat menarik untuk dilihat sementara ukurannya yang kecil pas banget bila berada di genggaman tangan kita. Hewan mirip monyet ini memakan serangga yang sering keluar dari kayu bekas terbakar atau arang kayu.

Benda Cagar Budaya di Belitung dan tantangan terhadap eksistensinya

Dasril Iteza - Keberadaan benda cagar budaya hingga bisa kita lihat, kita sentuh sampai detik ini merupakan bentuk kepedulian terhadap benda-benda cagar budaya oleh pemerintah serta peran serta masyarakat. Di Belitung, terdapat cukup banyak benda cagar budaya. Keberadaan yang sampai sekarang masih terawat dengan cukup baik adalah bukti dari bentuk kepedulian bersama, sehingga warisan tersebut dapat lekang hingga selama dunia ini terkembang.

Eiland Billiton

Dasril Iteza - Negeri Belanda erat sekali kaitannya dengan Republik Indonesia dimasa lalu, tidak terkecuali dengan Pulau Belitung. Dalam Bahasa Belanda, Pulau Belitung disebut Eiland Billiton. Coba anda gunakan kamus untuk mengartikan atau menggunakan jasa Google Translate, Eiland Billiton sama dengan Pulau Belitung.

Belitung merupakan pulau relatif kecil (4,833 km²) yang memiliki banyak peranan dimasa lalu, memiliki pesona wisata sangat mengagumkan dan belakangan ini semakin banyak dijadikan incaran wisatwan – baik domestik maupaun mancanegara – dalam rangka liburan, berwisata pembuatan foto-foto Pre-wedding atau hal-hal lainnya. 

Ketakong si Kantong Semar alias Tempidok

Dasril Iteza - Nepenthes, demikianlah nama Latin untuk tanaman ini. Bahasa Indonesia-nya adalah Kantong Semar. Sedangkan Bahasa Inggris-nya Tropical Pitcher Plant, termasuk dalam familia Monotipik. Di tanah kelahiran saya, Belitung, tanaman ini memiliki banyak sebutan, diantaranya: Ketakong, Kemidokan serta Tempidok. Saya sendiri memakai istilah Tempidok untuk menyebut si Kantong Semar ini. Banyak juga yang menyebut tanaman ini dengan nama Periuk Hantu. Tempidok adalah salah satu dari sekian banyak flora yang ada di Pulau Belitung.

Kolong Keramik Public Space Kota Tanjungpandan

Dasril Iteza - Satu lagi tempat objek wisata di Tanjungpandan, Kabupaten Belitung ialah Kolong Keramik. Objek wisata ini terletak di Jalan A. Yani Desa Lesong Batang, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Jika ditarik ke masa lalu, Kolong Keramik pernah mengisi bagian penting dalam sejarah penambangan timah di Pulau Belitung, yang di-pionir-i oleh orang Belanda, John Francis Loudon dkk.

Simpor Belitung

Dasril Iteza - Simpor (Dillenia Suffruticosa) merupakan salah satu tanaman yang konon katanya di Indonesia ini hanya bisa dijumpai di beberapa tempat saja, salah satunya di Pulau Belitung. Tanaman Simpor ini sangat khas karena memiliki daun yang mahalebar. Oleh masyarakat sekitar tanaman ini sering digunakan sebagai salah satu penambah penghasilan karena daunnya sering dijual oleh masyarakat atau alat pembungkus makanan (misalnya untuk membungkus Lontong) dan lain-lain.

Minggu, 05 April 2015

Jam Gede Belitung

Jam Gede Belitung: Landmark Kota Tanjungpandan yang telah berubah


Ada begitu banyak situs-situs bangunan bersejarah di Belitung yang telah berubah posisi dari lokasi awalnya bahkan ada juga yang telah hilang tanpa diketahui dimana rimbanya. Diantara semua yang sudah berubah adalah Jam Gede yang ada di Kota Tanjungpandan, Ibukota Kabupaten Belitung. Jam Gede merupakan situs sejarah yang menjadi Landmark Kota Tanjungpandan yang terletak di menara sebuah gedung yang sekarang menjadi Bharata Department Store.

Bekas Pabrik Keramik PT KIA Keramik

Bekas Pabrik Keramik PT KIA Keramik Tanjungpandan Belitung


Salah satu saksi sejarah di Pulau Belitong, tepatnya di Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung yang bisa anda saksikan adalah bekas pabrik keramik PT KIA. Berjarak kurang lebih 200 meter dari Kantor Bupati Belitung di Jl. Ahmad Yani, Kelurahan Lesung Batang. Lokasi bekas pabrik keramik tersebut mudah sekali dikenali dengan dua buah cerobong besar yang menjulang cukup tinggi di halamannya. Pabrik ini dibangun pada tahun 1950-an dengan dua bangunan awal dan kemudian meluas dengan bangunan lain pada tahun 1980-an.

E.C (Electrische Centrale)

E.C (Electrische Centrale) Samak - Manggar

E.C (Electrische Centrale) pada masanya adalah salah sebuah bangunan penting yg dibangun di Bukit Samak - Kec. Manggar Belitung Timur pada tahun 1909 oleh perusahaan Belanda, Billiton Maatschappij. Billiton Maatschappij merupakan perusahaan milik kerajaan Belanda yg memiliki kuasa menambang timah di wilayah Bangka, Belitung dan beberapa tempat lainnya di masa penjajahan. Begitu fenomenalnya kisah bangunan E.C itu, hingga tak satupun penduduk Belitung yg tidak mengenal namanya.

Mengintip Tradisi Nganggung Sepintu Sedulang

Tradisi Nganggung Sepintu Sedulang


Nganggung Sepintu Sedulang, merupakan tradisi gotong royong masyarakat dengan membawa atau meng-anggung makanan yang diletakkan dalam dulang dan ditutup dengan tudung saji, yaitu tutup dulang yang terbuat dari daun mengkuang atau pandan hutan.

Menyibak Rasa Penasaran di Pantai Keramat

Pantai Keramat, Belitung Timur

Dari nama pantai ini, tentulah membuat sebagian orang penasaran dengan pantai ini. Betapa tidak dari kalimat “keramat” membuat orang penasaran tentunya. walau pun nama  pantai ini terkesan menyeramkan, namun pemandangan yang ada di pantai ini tidak seseram namanya. Pantai ini juga memiliki keindahan yang hampir sama dengan pantai pantai lainnya yang ada di kepulauan Belitung lainnya. Hamparan pasir yang putih di bibir pantai, juga kontur pasir pantai yang landai, serta ombak yang relative kecil terdapat di pantai ini.

Jalan-Jalan dan Menikmati Semilir Angin di Pantai Nyiur Melambai

Pantai Nyiur Melambai/ Pantai Lalang, Belitung Timur, Belitung

Pantai ini merupakan pantai yang sangat terkenal  sebagai tujuan wisata bagi masyarakat Kota Belitung Timur. Setiap pagi hari pantai ini ramai dikunjungi untuk melihat matahari terbit ( Sunrise). Terlebih pada saat akhir pekan atau hari libur pantai ini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat local maupun wisatawan domestic. Karena letak pantai yang ada di belahan sisi timur pulau Belitung, otomotis jika pagi hari matahari terbit akan bisa dilihat dengan jelas jika cuacanya mendukung.

Merasakan Nuansa Alam Di Pemandian Tirta Merundang

Pemandian Alam Tirta Marundang, Tanjungpandan, Belitung

Selain terkenal dengan Pantai pantai nya yang sangat indah, di Kota Tanjungpandan juga terdapat wisata alam, yaitu Pemandian Alam Tirta Marundang, tempat pemandian ini masih mempunyai suasana alam yang sejuk dan alami, pepohonan yang ada di area pemandian ini masih asli dan di biarkan tumbuh disela sela kawasan pemandian ini. Terdapat 2 kolam pemandian di tempat ini.

Jalan-Jalan Ke Pantai Teropong di Bukit Samak

Pantai Teropong (Bukit Samak), Manggar , Belitung 

Dari nama pantai ini terkesan sangatlah unik. Seperti kita ketahui teropong merupakan alat bantu untuk mengamati benda jauh agar terlihat menjadi lebih jelas. Namun sebenar nya jika kita amati lokasi wisata ini tidak cocok dengan sebutan pantai. Karena lokasi nya tidak seperti pantai pantai lainnya yang ada di Pulau Belitung ini.

Jalan-Jalan Ke Batu Mentas

Air Terjun Batu Mentas, Tanjungpandan, Belitung

Tidak semua tempat tujuan wisata yang ada di Pulau Belitung adalah Pantai, dikarenakan Belitung merupakan Kota yang berada diKepulauan, jadi hampir semua tujuan tempat wisata nya yang di utamakan pantai pantai nya. Namun perlu di ketahui juga, wisata alam air terjun juga terdapat di Pulau ini, walaupun belum di kelola dengan baik, namun tidak ada salah nya jika kita berwisata kesana.

Jalan-Jalan ke Bendungan Pice

Bendungan Pice, Gantung, Belitung Timur

Bendungan Pice merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Kabupaten Belitung Timur. Tepat nya di Hulu Sungai Lenggang, Kecamatan Gantung, kurang lebih 9KM dari Kota Gantung, Belitung Timur. Walaupun hanya berupa Bendungan, tempat ini sangat ramai di kunjungi, baik oleh masyarakat setempat, maupun wisatawan domestic yang berkunjung ke pulau Belitung.

Pakaian Adat Belitung


Pakaian pengantin tradisional Bangka Belitung biasa disebut dengan nama “Paksian”. Pengantin perempuan biasanya memakai baju kurung berwarna merah yang berbahan kain sutra.

Legenda Seri Pinai

Seri Pinai (Legenda Rakyat)

Di selatan pulau Belitung, tepatnya Dusun Bantan Kecik Desa Kembiri Kecamatan Membalong, yang letaknya berada ditepi sungai besar dan dikelilingi hutan, hiduplah sepasang suami isteri bernama Tuk Pancor dan Nek Pancor. Mata pencaharian mereka sehari-hari adalah bertani ladang. Sambil menunggu panen tiba Tuk Pancor dan Nek Pancor serta masyarakat desa lainnya turun ke sungai mencari ikan untuk lauk pauk. Pada musim tertentu mereka juga pergi ke hutan untuk berburu rusa maupun kelinci. Kegiatan ini senantiasa dilaksanakan secara beramai-ramai oleh seisi kampung dengan penuh rasa kegotongroyongan dan kekeluargaan.

Macam-macam Kesenian Belitong

Masyarakat Belitung yang bermacam-macam etnis telah sekian lama berbaur dan bisa hidup berdampingan. Keanekaragaman adat istiadat yang ada membuat pulau Belitung begitu kaya akan seni budaya. Masyarakat Belitung pada umumnya terdiri dari berbagai suku seperti melayu, tionghoa, bugis dan berbagai suku lainnya. meskipun didominasi oleh suku melayu, namun demikian untuk perkembangan seni budaya dari masing-masing suku tetap terpelihara dengan baik. 

Kamis, 02 April 2015

Kesenian Lesong Panjang

Lesong Panjang

Lesong panjang adalah nama dari alat dan permainan itu sendiri. Biasanya dimainkan pada saat musim panen padi tiba. Alat utamanya adalah sebuah lesung yang terbuat dari kayu pilihan yang bersuara keras dan jernih. Panjang lesung bervariasi antara 1 – 1,5 meter dengan dia meter 25 cm sampai 30 cm.

Tari Sepen

Tari Sepen (Seni Pencak)


Sepen termasuk salah satu tarian tradisional masyarakat Belitung yang mengandung unsur-unsur gerakan pencak silat. Sepen sudah menjadi tarian pergaulan, sering ditarikan untuk menyambut tamu pemerintahan atau wisatawan yang datang ke Pulau Belitung.

Nirok Nanggok


Tradisi Nirok Nanggok

Merupakan acara penangkapan ikan secara masal yang masih dilaksanakan oleh masyarakat desa Belantu, Kemiri dibagian Selatan Pulau Belitung. Acara ini hanya diadakan pada musim kemarau panjang antara bulan Agustus s/d September.
Pada musim kemarau banyak sungai-sungai menjadi surut dan didalamnya terdapat banyak ikan. Alat yang digunakan berupa "Tirok dan Tanggok". Tirok:semacam tongkat kayu yang dibagian pangkalnya dipasang mata tombak, Tanggok: semacam raga yang terbuat dari rotan yang dijalin. Acara ini termasuk sakral, karena itu dalam pelaksanaannya harus melalui tahap-tahap yang cukup panjang dan aturan-aturan tertentu yang tidak boleh dilanggar.
Semua prosesi acara ini dipimpin oleh seorang dukun air dan dihadiri oleh pemuka kampong dan seluruh penduduk setempat.

Legenda Raja Badau

cerita rakyat Raja Badau

Pada tahun 1500 datanglah seorang bangsawan dari jawa yang berasal dari kerajaan majapahit ke pulau Belitung terlebih dahulu menuju ke kesultan Palembang.Bangsawan ini adalah Datuk Mayang Gersik.Kedatangan beliau ke pulau Belitung dalam perjalanannya mencari obat untuk mengobati penyakit yang sedang di deritanya, atas anjuran sultan Badarudin, beliau menuju kepulau Belitung memasuki sungai Cerucuk dan menetap di kota karang(Cerucuk).
Kemudian beliau di kota karang ini hanya untuk beberapa waktu saja yang disebabkan karena ancaman bajak laut atau lanun-lanun yang selalu berkeliaran di sepanjang jalur pelayaran sungai Cerucuk.Karena keamanan kurang terjamin,maka beliau meneruskan perjalanan untuk mencari tempat yang masih aman dan menetap.Beliau meneruskan perjalanan memasuki sungai Cerucuk sampai ke hulu sungai dan memasuki lagi sungai berang dan kemudian menetap di kaki gunong badau (daerah Pelulusan).

Belitung:Sejarah Empat Kerajaan

Belitung Dimasa Kerajaan, Sejarah Empat Kerajaan

Belitung merupakan kepulauan yang mengalami beberapa pemerintahan raja-raja. Pada akhir abad ke-7, Belitung tercatat sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya, kemudian ketika Kerajaan Majapahit mulai berjaya pada tahun 1365, pulau ini menjadi salah satu benteng pertahanan laut kerajaan tersebut. Baru pada abad ke-15, Belitung mendapat hak-hak pemerintahannya. Tetapi itupun tidak lama, karena ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini segera menjadi taklukan Palembang.

1. Kerajaan Pertama: Kerajaan Badau

Sejak abad ke-15 di Belitung telah berdiri sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Badau dengan Datuk Mayang Geresik sebagai raja pertama. Pusat pemerintahannya disekitar daerah Pelulusan sekarang ini. Wilayah kekuasaaannya meliputi daerah Badau, Ibul, Bange, Bentaian, Simpang Tiga, bahkan jauh sampai ke daerah Buding, Manggar dan Gantung. Beberapa peninggalan sejarah yang menunjukkan sisa-sisa kerajaan Badau, berupa tombak berlok 13, keris, pedang, gong, kelinang, dan garu rasul. Peninggalan-peninggalan tersebut dapat ditemui dilihat di Museum Badau.

Senin, 30 Maret 2015

Sejarah Belitung

 Sejarah Belitung

Belitung merupakan kepulauan yang mengalami beberapa pemerintahan raja-raja. Pada akhir abad ke-7, Belitung tercatat sebagai wilayah Kerajaan Sriwijaya, kemudian ketika Kerajaan Majapahit mulai berjaya pada tahun 1365, pulau ini menjadi salah satu benteng pertahanan laut kerajaan tersebut. Baru pada abad ke-15, Belitung mendapat hak-hak pemerintahannya. Tetapi itupun tidak lama, karena ketika Palembang diperintah oleh Cakradiningrat II, pulau ini segera menjadi taklukan Palembang.

Asal Mula Keramat Gunung Tajam

Asal Mula Keramat Gunung Tajam

Pada masa pemerintahan Kiai Agus Bustam, bergelar Depati Cakraningrat IV (1700-1740 M) di Kerajaan Balok, Belitung, seorang mubalig Islam bernama Sayid Hasan bin Abdullah atau Syekh Abubakar Abdullah datang ke Belitung melalui Sungai Buding, sekitar 45 kilometer (km) dari Tanjung Pandan. Muhaligh asal Aceh ini bermaksud datang ke Belitung untuk menyebarkan agama Islam dan bermukim di Desa Buding.
Dari Desa Buding ini, beliau menyebarkan agama Islam ke seluruh pelosok Pulau Belitung. Dalam penyebaran dan melakukan syiar Islam, Ia dibantu Tu’ Kundo, seorang muridnya yang terkenal. Tu’ Kundo inilah yang sering menobatkan orang yang sering dianggap kafir untuk masuk islam. Tugas cukup berat bagi seorang mubaligh.

Hikayat Tuk Kundo

Hikayat Tuk Kundo

Sekitar kilometer 30 dari Tanjungpandan menuju Kelapa Kampit, terdapat terdapat sebuah kampung bernama Parit Gunong. Berjarak 300 meter dibelakang kampung yang terletak di kaki Gunung Tajam ini, terdapat sebuah kuburan Islam, dimana salah satunya adalah Makam Datu’ Kundo. Beliau adalah salah satu dari murid Syekh Said Husein Abdullah, penyebar Agama Islam di Belitung.
Diceritakan ketika Tu’ Kundo datang ke daerah ini, kehidupan penduduknya masih diliputi suasana animisme. Tidak ada suasana Islam sama sekali. Sehari-hari, selain dari hasil buruan pelanduk, rusa dan burung, penduduk masih memakan lutong, kera serta Gadog (babi hutan, red.).
Dalam suasana dan situasi seperi itulah Tu’ kundo dengan penuh semangat mcnyebarkan Agama Islam. Dalam riwayatnya tak diketahui asal-usulnya, apakah pendatang dari luar pulau atau penduduk setempat yang berguru pada Syekh Said Husein Abdullah. Namun, umum mengakui Tu‘ kundo sebagai penyebar Islam paling berhasil di antara tujuh murid Syekh Said Husein Abdullah.

Hikayat Padang Penyengat

Hikayat Padang Penyengat

Kisah ini bermula dari kedatangan Adipati Cakaningrat I ke Belitung,yang semulanya bermukim di daerah Balok (Balok Lama) pada akhir abad 16 awal abad 17,di riwayatkan sebagai keturunan langsung bupati Mataram yang pertama.Menurut riwayat seetempat,saat Cakaningrat pertama datang di belitung,telah ada sebuah wilayah “kerajaan” local,yaitu kerjaan Badau yang takluk pada majapahit.Kerjaan ini didirikan seseorang bangsawan berasal dari Gresik,yang kemudian di kenali sebagai “Datuk Mayang Gresik” dan menamakan diri “Kiai Ronggo Udo”.
Berbeda dengan Cakaningrat Datuk Mayang Gresik mendarat di sungai Berang,dan kemudian menempati daerah gunung badau,antara daerah Pelulusan dan Nyuruk sekarang ini,dimana terdapat makam raja badau.Raja terakhir dari generasi ini adalah Kiai Ronggo Udo.Sayangnya beliau tidak mempunyai keturunan laki-laki.Beliau hanya mempunyai anak gadis bernama Nyai Sitti (Dewi) Kesuma yang kemudian menjadi isitri raja balok pertama yaitu Kiai Rangga atau Adipati Cakaningrat I atau Kiai gede Jakub.

Hikayat Putri Sri Pingai

Hikayat Putri Sri Pingai

Cerita ini ada hubungan nya dengan kisah Tuk Pancor yang setelah sekian lama bermukim di kelekaknya tak juga memperoleh seorang anak.Hingga sunyilah rumah nya sepanjang hari.
Suatu hari pada musim selatan,air laut sedang surut pada pagi hari,Tuk Pancor dan Nek Pancor menghilir ke laut untuk menangkap ikan.hari itu,dari pagi air sudah bergerak pasang,belum seekor ikan pun yang berhasil di tangkpa oleh pasangan suami istri.
Satu ketika alat pengakap ikan mereka berhasil menangkap beberapa ekor ikan dan sepotong bamboo.setelah ikan di ambil bambu itu pun di buang kembali ke laut.anehnya,ketika mereka kembali mengangkat pengakap ikan nya,selalu saja bambu itu terikut.hal ini membuat Tuk Pancor gusar.setelah berulang kali terjadi bamboo tadi ia ambil dan di letak kan di dalam kapal.ketika air semakin pasang, pasangan suami istri ini pun memutuskan pulang.

Asal Usul Atau Sejarah Beripat Dan Beregong

Asal Usul Atau Sejarah Beripat Dan Beregong

Di kisahkan,pada zaman dahulu,di kelekak Gelaggang (sekarang desa Mentigi) tinggal seorang gadis.Dizamannya ia bisa dikatakan yang tercantik.Kecantikkan si gadis itu telah membuat para pemuda baik dari kelekak gelaggang, maupun kelekak sekitar,ingin mempersuntingnya.
Namun,lantaran banyaknya lamaran datang,orang tua si gadis sulit untuk memutuskan siapa pemuda yang patut ia terima sebagai menantunya.Apalagi orang tua juga tahu bahwa,sebagian besar pelamar itu berilmu tinggi.Misalnyalnya,hanya dengan menunjuk saja ,burung yang berterbangan akan jatuh .atau pohon yang ditampar bisa langsung meranggas dan sebagainya.karena itulah,selain sulit menerima,orang tua sigadis juga kesulitan untuk menolak.

Antu Berasuk

Antu Berasuk

Cerita yang telah tertutur dari mulut ke mulut dan berkembang luas di masyarakat Belitung ini bermula di sebuah kelekak ( kampong kecil zaman dulu,red.) yang sekarang bernama Simpang Tiga,Kecamatan Gantung,Belitung Timur.Hingga sekarang cerita ini menjadi semacam buku pegangan oleh para pemburu.
Berasuk merupakan salah satu cara berburu binatang huta,terutama pelanduk dengan bantuan anjing pemburu.Oleh karena asuk ( anjing,bahasa Belitung,red.) memainkan peran cukup besar,maka pemburuan ini di sebut nama berasuk.secara harfiah berarti hantu sedang berburu.

Sejarah Dan Misteri Batu Buyung Batu Buyong

Sejarah Dan Misteri Batu Buyung/Batu Buyong


Di antara bebarapa objek wisata yang ada di pulau Belitung,salah satu yang sering di kunjungi wisatawan local adalah batu buyung.Obyek wisata ini berada di daerah paling ujung di selatan Pulau Belitung,terletak sekitar 110 km dari kota Tanjungpandan,batu Buyung bisa di capai menggunakan kendaraan roda dua maupun empat.

Riwayat Keramat Bujang

Riwayat Keramat Bujang

Di satu bagian hutan, dikenal dengan nama Ai’ Membiding, Desa Bantan, terdapat dua buah makam, yaitu Makam Tu’ Rangga Tuban dan isterinya dan di Gunung/Bukit Bujang terdapat pula makam, dikenal sebagai Keramat Bujang. Dari dan untuk ketiga tokoh ini diceritakan tentang kehebatan Tu’ Rangga Tuban dan Bujang.
Menurut cerita yang berkembang di daerah Bantan,tu”rangga tuban berasal dari tanah jawa.beliau mempunyai dua istri dan seorang anak angkat bernama Bujang .kehebatan tu” rangga tuban ini sangat dikenal dan termasyhur keseluruh wilayah sekitar bantam kecik.

Kik Cuan Melawan Limpai

Kik Cuan Melawan Limpai

Pada zaman dahulu kala ,tak beberapa jauh dari Kampung Simpang Tiga,termasuk wilayah Kecamatan Gantung ,hidup seorang petani bersama istri dan anak gadisnya.Oleh penduduk setempat ia dipanggil Kik Cuan .Sebagai seorang petani Kik Cuan senantiasa berada disekitar lingkungan ladangnya ,yang umumnya berada ditengah hutan .Hingga ia menjadi sangat akrab kehidupan hutan dan segalah macam isinya .
Satu-satunya anak perempuan Kik Cuan bernama jerimai .Sebagai seorang perempuan,tentunya ,ia harus berkeluarga . Dan,ketika tiba saatnya,Jerimai pun dinikahkan Kik Cuan dengan seorang pemuda dari kamoung setempat .Pernikahan ini diramaikan dengan berbagai acara ,termasuk kedurian bagi orang kampung.
Beberapa waktu setelah perhelatan pernikahan Jerimai,kampung dimana Kik Cuan tinggal sering ada kejadian seorang anak yang bermain dipinggir hutan ,pemandian(bahasa setempat disebut aik arongan,red),bahkan diladang .Selain ditempat-tempat tersebut ,tidak kerap pula ada kejadian terbongkar nya kuburan orang yang baru saja meninggal.Baru saja jenazah orang meninggal dimakamkan ,keesokan harinya kuburan tersebut terbongkar secara teratur ,seperti diseruduk semacam moncong binatang yang tersisa dari jenazah yang terbongkar itu ,biasanya ,hanyalah jari kuku dan kain kafan .
Kejadian-kejadian ini menimbulkan suasana tenang dikampung Kik Cuan.Siang malam penduduk kampung selalu berjaga-jaga .Penduduk laki –laki selain menjaga diladang pada siang hari berjaga-jaga dikampung pada malam hari .Sementara kaum perempuan,selain menyiapkan makan bagi keluarga ,tak boleh lengah mengawasi anak-anak mereka ketika bermain dipinggir hutan atau ditengah ladang.
Dalam kondisi demikian ,suatu hari ,keluarga Kik Cuan mendapat undagan kedurian pernikahan anak temannya yang tinggal diwilayah Simpang Tige,sekarang rencananya ,Kik Cuan akan pergi keundangan tersebut karena temannya itu dulu banyak membantunya saat pernikahan jerimai .Lagi pula, ia tak mau menyinggung perasaan keluarga yang sudah susah-susah mengundangnya .
Cuma rawanya kondisi kampung saat itu,selalu menjadi pemikirannya untuk memenuhi undagan temannya .Sebab ia sangat tahu perjalanan menuju Kampung Simpang Tige yang akan ditempuhnya penuh resiko .Apalagi ia harus membawa seluruh anggota keluarganya ,trmasuk jerimai yang masih pengantin baru.
Mengantisipasi hal-hal tidak di inginkan keluarga Ki’ Cuan akan berangkat berombangan ,bersama-sama orang kampung.Sementara karena masih ada urusan yang harus di selesaikan sebelum berangkat, Ki’ Cuan menyusul kemudian.
Rupanya,Jerimai yang harus nya berangkat bersama rombongan orang kampung ,terlambat.Hingga ia harus berjalan sendirian, terpisah agak jauh dari rombongan didepannya .Tetapi ditengah perjalanan ,tak ada yang tahu apa yang menimpah jerimai ,sang penganten baru .
Sementara itu, dirumah ,setelah menyelesaikan tugasnya Kik Cuan bergegas menujuh rombongan keluarganya yang telah lebih duluh berangkat. Ditengah perjalanan ,Kik Cuan terkejut .Ia menemukan selembar selendang berlumuran darah dan sisa potongan tangan didekatnya .Apa yang terjadi ?Setelah mengamat-amati selendang berlumuran darah dan sisa potongan tangan tadi,yakinlah Kik Cuan telah terjadi sesuatu pada Jerimai .
Sebab selendang yang ias temukan dikenali sebagai selendang milik Jerimai yang digunakan ketika berangkat ke undangan tersebut.. Lalu dikuku jari sisa potongan tangan pun ia yakini tangan Jerimai ,sebab dikukunya terlihat pacar (kutek tradisional yang biasa di gunakan untuk pengantin,red) .
Menghadapi kenyataan itu dengan perasaan marah Kik Cuan mempercepat langkanya menujuh tempat kedurian,yakinlah ia bahwa jerimai telah mejadi korban mahluk yang meenggegarkan kampungnya akhir-akhir ini .Sebab jerimai tak ada ditempat kedurian tersebut.Setelah menceritakan temuannya itu kepada istri dan menantunya ,Ketiga orang itu pun kembali kekampungnya .
Di antara rumah,istri dan menantu Ki’ Cuan menangis sejadi-jadi nya.Malam hari nya Ki’ Cuan bermimpi yang membinasakan anak nya adalah makhluk buas.,Se ekor limpai. ( Oleh penduduk Belitung makhluk ini di gambarkan seperti babi,namun berukuran sangat besar,dan di yakini ini adalah makhluk jadi-jadian,red.).Keesoakan harinya, Ki’ Cuan mendatangi lokasi kejadian yang menimpa anaknya dan meminta pertanggungjawaban siapa yang telah membinasakan Jerimai.Sekejap kemudian,keluarlah limpai.Kepada limpai, Ki’ Cuan mengatakan akan menuntut balas atas kematian anaknya.Di tantang demikian limpai setuju dan bersedia duel dengan kehendak Ki’ Cuan.

Kisah Dongeng Tuk Burod

Kisah Dongeng Tuk Burod

Cerita ini merupakan salah satu dari dua versi lain tentang Padang Buang Anak, sebuah hamparan padang tandus tanpa ditumbuhi pohon besar yang seluas mata memandang hanya ditumbuhi rumput setinggi lutut orang dewasa, terletak di sekitar kaki Gunung Tajam ke arah Air Batu Buding, Kelapa Kampit. Namun, dari dua versi yang ada, dongeng Tu’ Burod lahir lebih dulu, sebab ia menceritakan tentang asal kejadian suatu tempat, bukan asal penyebutan satu tempat. Ceritanya bermula di saat penduduk Belitung masih banyak memukimi daerah hutan di hulu-hulu sungai, guna menghindarkan para lanun. Dalam kondisi demikian, di sebuah keleka’ (kampung kecil, red.) di sekitar kaki Gunung Tajam sekarang, terdapatlah satu keluarga besar. Keluarga itu memiliki beberapa orang anak perempuan yang telah kawin dengan laki-laki dari keleka’ tetangganya. Salah satunya bernama Burod. Dibanding para menantu yang ada, Burod memiliki tabiat berbeda. Ia dikenali sebagai pemuda yang malas. Kehidupan keluarga besar tersebut terbilang cukup sederhana.

Seniang Garu

Seniang Garu

Alkisah di sebuah kelekak (kampung kecil) di daerah Gunung Beluru,Kecamatan Membalong,Belitung,tinggalah tujuh bersaudara. Mereka tinggal di kelekak yang sama,namun rumah tempat tinggal mereka terpisah satu sama lain.Enam dari mereka sudah berkeluarga dan tinggal bersama suami masing-masing.Sedangkan si bungsu,yang belum menikah,tinggal sendiri di rumah peninggalan orang tuanya.
Sulung dari tujuh bersaudara tersebut,oleh adik-adiknya,di panggil Kak Nam.Lalu berturut-turut,Kak Mak,Kak Pat,Kak Ge,kak Ua dan Kak Tu.Sedangkan si bungsu tetap di panggiil Bungsu.

Riwayat Keramat Pesak

Riwayat Keramat Pesak

Alkisah,pada masa menjelang Agama Islam masuk dan berkembang di Belitung,sebuah perahu dalam keadaan compang-camping nampak terapung-apung menuju ke bagian hilir Muara Sungai Pesak.Perahu yang di tumpangi seorang laki-laki berasal dari Brunai bernama Deraman Jaya Sakti dan istrinya itu akhirnya terdampar di sisi sungai,yang sekarang di kenal dengan kampong Simpang Pesak.
Kondisi mereka berdua sangat mengenaskan.Pakaian yang di kenakan sudah compang-camping.Persedian makanan tidak ada.Sementara perahu yang mereka tumpangi sudah tak bisa di gunakan.Mengingat kondisi tersebut,Deraman memutuskan menetap di daerah tempatnya terdampar,untuk mencoba kehidupan baru.Sebuah gubuk sederhana pun didirikan.Bahan-bahannya di ambil dari kayu-kayu di sekitar tempat kapal nya terdampar.Sebagai atap di gunakan bahan-bahan dari bekas kain layer yang sudah tak terpakai lagi.
Belum berbilang bulan,kedatangan Deraman telah mengejutkan Raja Balok.Saat itu pusat pemerintahan Kerajaan Balok terdapat di daerah yang sekarang di kenal dengan Dusun Balok Lama,berjarak cukup jauh dari Simpang Pesak.Kendati demikian Pesak,saat itu masuk dalam wilayah Kerajaan Balok.
Raja Balok,saat itu,di kenal selalu mencurigai setiap kedatangan orang asing ke wilayahnya.Ia juga selalu meminta sejumlah nilai tertentu kepada orang asing yang datang untuk mendapatkan izin tinggal.
Mengetahui kedatangan Deraman tersebut,Raja Balok mengutus seorang penghubung.Setelah bertemu,penghubung itu pun menyampaikan pesan bahwa,Deraman agar segera menghadap ke Isatan Raja Balok,untuk mengabarkan hal ihwal maksud dan tujuan kedatangan nya.Mendapat pesan demikian,hari itu juga Deraman datang menghadap Raja Balok.
Setelah mengetahui maksud kedatangan Deraman,Raja Balok pun lalu memperbolehkan Deraman menetap dan mendiami pondoknya.Cuma syaratnya,ia harus membayar sejukung emas.
Mendengar keputusan Raja Balok,awalnya Deraman merasa keberatan.Tapi setelah di pikir-pikir bahwa ia bukan seorang miskin di negri asalnya,Deraman pun setuju dengan parsyaratan yang di ajukan tersebut.Tetapi ia minta waktu sebulan untuk mempersiapkan diri guna memenuhi syarat tersebut dan menyediakan perahu atau jukung untuk mengisi emas nya.Raja Balok pun menyetujui permintaan Deraman.
Maka pulanglah Deraman ke pondoknya.Setelah berembug dengan istrinya,di putuskan bahwa ia akan kembali ke Brunai utnuk mengambil emas bahkan segala benda dan barang yang akan di perlukan selama mereka bermukim di Belitung.Ke esokan harinya,Deraman pun segera menyipkan sebuah perahu baru.Setelah berhari-hari,selesailah perahu tersebut berikut segala perlengkapan sederhana yang kira-kira memenuhi syarat untuk bias sampai ke Brunai.Istrinya menyiapkan panggang lutong,makanan awet di jalan dan kebutuhan suaminya seperti sarung dan berbagai helai pakaian yang di buat dari kain robekan layar.
Setelah semua persiapan selesai berangkatlah Deraman dari muara Sungai Pesak menuju Brunai.Barhari-hari Deraman menggunakan waktu mendarat itu dengan sebaik-baiknya.Di sediakan nya emas satu jukung untuk syarat tadi,dan sebatang bibit kayu pelepak,setempurong batu garam ( pasir garam ),seekor kucing,seekor ayam jantan dan beberapa barang lain nya untuk di bawa ke Belitung.
Singkat cerita dengan bekal tersebut Deraman kembali berlayar ke Belitung.Selama berlayar,ayam jantan yang ia bawa,selalu berkubang dalam kapur garam,hingga melekat pada bulu-bulunya.Di tengah perjalanan ia di cegat gerombolan lanun.Saat di cegat para lanun itu,ayam jantan milik Deraman segera terbang ke tiang-tiang layar perhau lanun tersebut.Di atas tiang layar itulah,kemudian ayam jantan itu mengepak-ngepakan sayapnya yang penuh berisi pasir garam,hingga membuat para lanun kelilipan,dan menjadi kalang kabut.Bertepatan dengan itu Deraman menyerang para lanun,hingga habis semua nya.
Setiba di Belitung,Deraman langsung menghadap sang Raja di istana nya.Kepada Raja ia minta agar transaksi di lakukan di pinggir muara Sungai Pesak,dekat perahu dan sejukung emas di tambatkan.Mendengar Deraman sudah siap dengan syarat untuk menetap di wilayahnya Raja Balok pun setuju dan berangkat di iringi pengawal lengkap.
Tiba di pinggir sungai dekat perahunya di tambatkan terjadilah transaksi.Tapi,sekali lagi,Deraman minta dengan hormat sebelum transaksi “ ditandatangani “ agar Raja Balok juga menerima tawaran dari Deraman.
Baginde,baik e gini jak.Jukong dan emas di dalam nye kamu ambik,tapi aku nanam pelepak ne dari kampong aku de sanak.Lauda itu aku nebarkan kapor garam ne de sekitarnye.Jadi kayu ini kan jadi batas kediaman aku mun die tumbo kelak,” begitu permintaan Deraman.
Karena permintaan itu di nilai tidak ada artinya,Raja Balok pun mengizinkan penanaman kayu pelepak dan penaburan pasir garam tersebut.Demikianlah akhirnya Deraman pun dapat tinggal di daerah Pesak ini.
Cuman dari batas penanaman sebatang pohon Pelepak tadi,berkembanglah pohon tadi menjadi meluas sampai ke wilayah km 62 sekarang.Anehnya justru di daerah Dusun balok sendiri tidak tumbuh sama sekali.Dari penuturan narasumber cerita ini,di ketahui bahwa batas perdukunan Balok dan Pesak,yaitu daerah asal pohon pelepak tadi dan yang ada pohon pelepak sedang daerah perdukunan Balok yang tidak ada pohon pelepak.
Deraman juga memiliki sebuah senjata bernama keris candrik ( panjangnya sejengkal ).Ketika musim kemarau panjang meyerang kelekaknya,Deraman kesulitan mendapatkan sumber mata air untuk di jadikan sumur,mesti hamper semua wilayah itu telah di jelajahinya.Dalam keadaan demikian Deraman mencabut keris candrik dan menancapkan nya ke tanah dekat pondok nya sambil berkata “ De sinek la baru kau akan keluar,atau kamek akan mati semue ! “ sekejap setelah ia mencabut keris candrik dari dalam tanah,keluarlah air dari tempat ia mencapkan keris candriknya tadi.Sumber air itulah yang sekarang berada dekat kuburan nya atau tak jauh dari lairan Sungai Pesak yang berair asin,namun sumur air itu tetap tawar.
Setelah lama bermukim di daerah Pesak,Deraman pun punya seorang anak perempuan kesayangan.Sebagaimana di ketahui pohon durian bias tumbuh dimana saja.namun,di Pesak pohon durian baru tumbuh dua tiga keturunan ke belakang.
Menurut cerita hal itu terjadi juga berkenaan dengan keberadaan Deraman Jayasakti.Seperti umumnya di kampong-kampung di Belitung,musim durian merupakan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain jauh dari rumah.
Di kisahkan ,pada saat musim repak durian sedang jujo,anak perempuan Deraman berada sendiri di pondok durian nya utnuk menunggu durian jatuh.Dalam kesenyapan kelekak,tiba-tiba terdengar suara gemerisik di ikuti suara gedebuk tanda ada durian jatuh.Namun,suara itu di ikuti jeritan anak kecil.
Mendengar suara jeritan tersebut Deraman segera menghentikan pekerjaan nya dan bergegas menuju pondok durian nya.Begitu sampai di pondok durian betapa kagetnya dia.Anak kesayangan nya sudah terbaring dengan kepala berlumuran darah.Karena terbawa rasa sedih yang teramat sangat atas kejadian yang menimpa putri kesayangan nya itu dengan marah ia pun berucap “ selama tujuh turunan kampong ini ndak kan detempo durin ! “ Lalu,jenazah putri kesayangan nya itu pun ia makam kan di pinggir Sungai Pesak saat ini.
Sepeninggal putri kesayangan nya Deraman sangat terpukul,hingga mengkhawatirkan istrinya.Rupanya putri kesayangan nya itu tak dapat tergantikan dengan kesenangan lain.satu-satu teman permainan Deraman hanya tinggal kucing dan ayam jantan yang di bawanya dari Brunai.Namun,karena bukan manusi,keduanya hanya bisa di ajak bermain di luar rumah saja.
Yang merasa Deraman merasa aneh adalah keakraban kedua biantang itu kepadanya.Kemana Deraman pergi,kedua biantang itu selalu mengikuti.Bahkan kedua binatang itu selalu ikut di saat ia pergi berburu.namun,keikutsertaan kedua binatang itu tak membuat repot,malah membawa berkah.Setiap pergi berburu ia selalu mendapat hasil mulai lutong kecil,kera serta binatang lainya,hingga berlebih dan bisa di awetkan dalam bentuk pekasam sebagai makanan persediaan..sampai-sampai pekasam dari hasil buruan itu mencapai tujuh tempayan.begitu lah kehidupan Deraman sepeninggal putri kesayangan nya.
Suatu hari ,datanglah sebuah perahu dengan beberapa anak buah.Dari penampilan dan wajahnya,para pendatang itu terliahat tak ganas,malah penuh sinar kebijakan dan kebaikan.Deraman memperhatikan bentuk perahu mereka,hingga akhirnya tahu lah ia bahwa para pendatang itu berasal dari Brunai juga.
Deraman pun menyambut mereka dan segera menemui kepala perahu tersebut dan menanyakan maksud kedatangan mereka.Setelah ngobrol sana-sini,kepala perahu pun menyampaikan maksud kedatangannya.Dari Brunai ia mendapat tugas untuk meng-islamkan semua orang Brunai yang berada di luar Brunai,terutama di pulau-pulau di sebrang lautan.Maka kepala perahu itu pun memanggil seorang ahli agama yang akan mengjarkan agama islam kepada Deraman khususnya dan kepada penduduk setempat pada umumnya.
Setelah mendengar dan menyimak semua hokum dan ketentuan Islam,Deraman pun berakata : “kaluk gitu aku lum kan masuk islam.Aku nak ngabisen duluk tujo tempayan pekasan berisi pekasan daging lutong dan kerak.” Mendengar hal itu maklum kepala perahu kenapa Deraman belum mau masuk Islam.
Menurut penuturan,belum sempat menghabiskan tujuh tempayan pekasam lutong dan kera tersebut Deraman telah keburu meninggal dunia.
Keramat ini terletak di sebelah kiri arah ke km 62 dari jembatan Sungai Pesak,bergabung dengan kuburan umum tapi di pelihara dan di kelola khusus oleh ahli waris nya.Bentuk kuburan dan misan nya menggambarkan Islam dan sumur di dekatnya bergaris tengah 60 cm dengan kedalaman 70 cm,berair tawar walaupun hanya beberapa meter dari lairan Sungai Pesak yang berair asin.
Semua penduduk Pesak sangat menjaga kebersihan lingkungan ini karena jika sembarangan menggunakan air sumur ini,bada akan gatal-gatal.Menurut narasumber,sumur ini menjadi alamat terakhir penduduk saat musim kemarau panjang.
Desan Pesak sendiri memiliki kekhususan melaksanakan ruwahan di rumah masing-masing,tapi di lakukan bersama berpusat di sekitar Makam Datuk Keramat Pesak.sebab Deraman Jayasakti di anggap sebagai cikal bakal penduduk Desa pesak saat ini.